Bab 6
Proses Organisasi
Proses Organisasi
Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai
proses untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya akan
membahas proses organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan
keputusan.
1. Proses Mempengaruhi
-Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang
menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang dilakukan secara langsung ataupun
secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta
kebiasaan, baik itu individu atau kelompok.
-Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses
mempengaruhi antaralain :
- Orang yang mempengaruhi
- Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan
- Orang yang di pengaruhi
- Metode mempengaruhi
- Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
- Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
- Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
- Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
-Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
- Antar perseorangan
- Kelompok dengan seseorang,dan
- Seseorang dengan Kelompok
- Analisis French-Raven
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada
pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah
pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat)
terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan
merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan
dalam kenyataan (yang direalisasikan).
French- Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan:
- Kekuasaan Balas jasa
- Kekuasaan Paksaan
- Kekuasaan Sah
- Kekuasaan Ahli
- Kekuasaan Panutan
Contoh Kasus :
Pada tahun 2011 lalu, nama Muhammad Nazaruddin ramai
diperbincangkan. Selain dikenal sebagai politisi karena jabatannya sebagai
Bendahara Umum Demokrat, dia ternyata dikenal juga sebagai pengusaha. Dia
bertambah terkenal belakangan sejak namanya kembali disebut-sebut di berbagai
pemberitaan karena tersangkut masalah hukum. Kasus yang terbaru yang membelit
Nazaruddin dan sekaligus mengegerkan Partai Demokrat adalah dugaan
keterlibatannya dalam kasus suap kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris
Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kasus itu membuat para anggota Partai Demokrat
bersikap malu dan telah mempengaruhi juga organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa
Islam) yang dimana Nazaruddin tersebut pernah menjadi anggota organisasi
tersebut. Membuat HMI merasa malu, dan banyak komentar yang pedas dilontarkan
tentang perilaku Nazaruddin tersebut. Kasus itu juga kabarnya mengusik
Istana (Presiden SBY). Sehingga beredar pula kabar, Nazaruddin bisa saja
dipecat dari jabatannya di partai.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah
kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama,
didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan
dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan
keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan
keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi
(authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan
setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
- Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan. - Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. - Kewenangan Setelah Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai. - Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler
dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik
yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika
metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang
sesuai bergantung pada faktor :
- Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
- Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
- Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
- Menurut Fisher pada hakekatnya ada dua model proses
pengambilan keputusan yaitu :
a. Model preskriptif (pemberian resep perbaikan) :
- Menerangkan bagaimana kelompok seharunya mengambil keputusan.
- Memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus.
- Di ambil berdasarkan pada proses yang ideal.
Contoh : model pemikiran reflektif yang di kemukakan
oleh Dewey yaitu PERT.
b. Model deskriptif :
- Meneruskan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan tertentu.
- Berhubungan dengan observasi kelompok yang mengambil keputusan-keputusan dan menggambarkan proses tersebut.
- Diambil berdasarkan realitas observasi
- Konsep Pengambilan Keputusan, yaitu:
- Identifikasi dan diagnosis masalah
- Pengumpulan dan analisis data yang relevan
- Pengembangan dan evaluasi alternatif
- Pemilihan alternatif terbaik
- Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil -hasil.
- Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
- Keputusan- keputusan perseorangan dan strategi
- Kepusan- keputusan pribadi dan strategi
- Keputusan- keputusan dasar dan rutin
-Teknik Pengambilan Keputusan
- Teknik- teknik kreatif: Brainstorming & Synectics
- Teknik- teknik partisipatif
- Teknik- teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Contoh Kasus:
Pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu
sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi
sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu
sekolah (Depdiknas, 2000). Otonomi dalam si … keputusan untuk memenuhi
kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS
adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai
sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pen …
organisasi. Begitu juga dalam organisasi kependidikan, keputusan pendidikan
merupakan faktor esensial dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan. Oleh
karena itu sebuah keputusan pendidikan perlu ditentukan melalui proses
pengambilan keputusan …
Dalam era desentralisasi, sekolah memiliki otonomi
yang seluas-luasnya yang menuntut peran serta masyarakat secara optimal. Bentuk
nyata dari otonomi pendidikan dan otonomi sekolah adalah manajemen berbasis
sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based
Management merupakan pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam
proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka
pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan
keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas,
2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992).
Konsep ini merupakan suatu bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah
memiliki otonomi yang luas dalam mengelola pembelajaran, sumber dayanya,
menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan masyarakat, serta
dalam pengelolaannya melibatkan orang tua dan masyarakat, dan tidak mengabaikan
kebijakan nasional. Melalui kebijakan ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan
dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum, dan
peningkatan profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan
guru dan karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan kondisi
lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan kurikulum yang
ketat.
No comments:
Post a Comment