Bab 8
Perkembangan pandangan baru tentang Organisasi
A. Arti
Perkembangan Organisasi
1. Pengertian Perkembangan Organisasi
Ada beberapa pengertian tentang Perkembangan
Organisasi, diantaranya :
a. Strategi untuk merubah
nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi
itu dapat beradaptasi dengan dengan
lingkungannya.
b. Suatu penyempurnaan yang
terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
c. PO merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian
perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh
suatu organisasi.
d. PO merupakan suatu pendekatan situasional atau
kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
e. PO lebih menekankan pada system sebagai sasaran
perubahan.
f. PO meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Dari beberapa pengertian diatas,dapat kita
simpulkan bahwa Pengembangan
Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas
keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan bersama akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan
keorganisasian. Pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin perubahan
perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek
keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang
lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui
orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu mereka
membentuk hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam menghadapi
akselerasi perubahan yang semakin cepat, PO diperlukan untuk bisa mengatasi
konsekuensi-konsekuensi dari perubahan tersebut.
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi
efisiensi, efektifitas dan kesehatan :
1. Efisien dapat diukur dengan
perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks
(Masukan minimum dan keluaran maksimum).
2. Efektifitas adalah suatu tingkat
prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai
3. Kesehatan organisasi adalah suatu
fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu
hubungan yang dinamis dan adaptabilitas
2. Sifat-sifat dasar PO
Sifat-sifat dasar dari Suatu
Perkembangan Organisasi adalah Sebagai Berikut :
1. PO merupakan suatu strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai
sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai
permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. PO harus berupa kolaborasi antara
berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi,
keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian.
3. Program PO menekankan cara-cara
baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
4. PO mengandung nilai-nilai
humanistic dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi
manusia harus menjadi bagian yang penting
5. PO menggunakan pendekatan
kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi,
interaksi dan inter dependensi
6. PO menggunakan pendekatan ilmiah
untuk mencapai efektivitas organisasi
3. Nilai-nilai dalam PO
Nilai-nilai yang terkandung dari Perkembangan Organisasi Ini adalah :
1. Penghargaan akan orang lain
2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan
individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab.
3. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada
wewenang).
4. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan).
5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai
potensi dalam proses pengembangan organisasi).
4. Akibat Serta Pengaruh
Perkembangan Organisasi
Akibat serta Pengaruh didalam PO terjadi pada nilai, proses dan teknologi.
a. Geseran / perubahan nilai yang dibawa PO diantaranya adalah:
Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.
Pengembangan potensi manusia.
Efektivitas dan kesehatan organisasi.
Pekerjaan yang menarik dan menantang.
Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
b. Perkembangan Organisasi Berpengaruh Kepada proses yang meliputi:
Proses efektif
Proses manajemen
Proses pelaksanaan kerja
c. Perubahan teknologi, karena yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi posisi manusia.
a. Geseran / perubahan nilai yang dibawa PO diantaranya adalah:
Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.
Pengembangan potensi manusia.
Efektivitas dan kesehatan organisasi.
Pekerjaan yang menarik dan menantang.
Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
b. Perkembangan Organisasi Berpengaruh Kepada proses yang meliputi:
Proses efektif
Proses manajemen
Proses pelaksanaan kerja
c. Perubahan teknologi, karena yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi posisi manusia.
5. Para Pelaku Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi (PO)
diterapkan kepada tiga jenis manusia: spesialisasi individu di dalam PO sebagai
profesi, orang-orang dari lapangan yang terkait, yang telah mencapai sejumlah
kompetensi di dalam PO, dan para manajer yang memiliki keahlian PO yang
diperlukan untuk perubahan dan mengembangkan organisasi atau departemen mereka.
Peranan profesional PO pun dapat diterapkan terhadap konsultan internal, yang memiliki organisasi yang
sedang mengalami perubahan, dan terhadap konsultan eksternal yang menjadi
anggota universitas dan perusahaan konsultan atau bekerja sendiri, serta
terhadap anggota tim konsultan internal-eksternal. Peranan PO akan
dideskripsikan secara tepat didalam istilah marjinalitas. Orang-orang yang
berorientasi pada marjinalitas nampak khususnya beradaptasi untuk peran PO,
karena mereka dapat menjaga kenetralan dan objektivitas serta mengembangkan
solusi yang integratif yang mengakurkan titik pandang antara departemen-departemen
oposisi. Sementara peranan PO di masa lalu telah dideskripsikan sebagai ujung
klien dari suatu kontinum mulai dari fungsi clien-centered kepada
consultant-centered. Pengembangan intervensi baru dan beraneka ragam telah
menggeser peranan profesional PO meliputi keseluruhan rentang dari kontinum
tersebut.
Walaupun masih menjadi suatu kemunculan profesi, sebagian besar profesional
PO memiliki pelatihan khusus didalam PO, terbentang dari kursus-kursus jangka
pendek dan workshop-workshop, serta pendidikan master dan doktor. Tidak ada
jalur karir tunggal, namun demikian konsultan internal sering digunakan sebagai
batu loncatan untuk menjadi konsultan eksternal.
Nilai telah memainkan peran kunci di dalam PO, dan nilai-nilai tradisional
mendukung kepercayaan, kerja sama, dan kejujuran yang pada akhir-akhir ini
telah dilengkapi dengan nilai-nilai keefektifan dan produktivitas
organisasional. Spesialis PO akan menghadapi dilema nilai dalam rangka mencoba
untuk bekerja sama mengoptimalkan keuntungan sumber daya manusia dan kinerja
organisasi. Mereka juga akan menjumpai konflik nilai ketika berhadapan dengan pemangku Kepentingan eksternal yang penuh kekuatan, seperti pemerintah,
pemegang saham, dan pelanggan. Berhadapan dengan kelompok dari luar tersebut
akan memerlukan keahlian politik, begitu juga keahlian sosial tradisional yang
lebih baik.
Issue-issue yang berkaitan dengan etika di dalam PO melibatkan bagaimana
para praktisi melaksanakan peran bantuan mereka dengan klien. PO senantiasa menunjukkan
perhatiannya terhadap pelaksanaan yang berkaitan dengan etika para praktisi,
dan pada akhir-akhir ini sebuah kode yang berkaitan dengan etika untuk praktek
PO telah dikembangkan oleh berbagai macam asosiasi profesional di dalam PO.
Issu-issu yang berkaitan dengan etika di dalam PO cenderung untuk muncul di
sekitar issue-issue berikut ini: pemilihan intervensi, menggunakan informasi,
menahan servis, ketergantungan klien, pemilihan partisipasi, dan memanipulasi
klien.
SEJARAH
PERKEMBANGAN ORGANISASI
Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat
hubungannya dengan teori organisasi. Teori Organisasi meliputi teori organisasi
klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.
1 Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut
juga teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun
1800( abad 18).
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
I. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
1. Pembagian Kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
5. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang jabatan
6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.
II. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
- Pembagian Kerja / Division of Work
- Wewenang dan Tanggung jawab
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan pengarahan
- Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
- Balas jasa
- Sentralisasi
- Rantai scalar
- Aturan
- Keadilan
- Kelanggengan personalia
- Inisiatif
- Semangat korps
III. Manajemen Ilmiah
Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
- Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
- Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
Pengembangan ilmu kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
I. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
1. Pembagian Kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
5. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang jabatan
6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.
II. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
- Pembagian Kerja / Division of Work
- Wewenang dan Tanggung jawab
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan pengarahan
- Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
- Balas jasa
- Sentralisasi
- Rantai scalar
- Aturan
- Keadilan
- Kelanggengan personalia
- Inisiatif
- Semangat korps
III. Manajemen Ilmiah
Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
- Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
- Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
Pengembangan ilmu kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
-Untuk mecapai manfaat manajemen ilmiah, perlu
dikembangkan semangat dan mental para karyawan.
Teori organisasi klasik sepenuhnya hanya menguraikan anatomi organisasi formal. Dalam organisasi formal ada empat unsure pokok yang selalu muncul, yaitu:
- System Kegiatan yang terkoordinasi
- Kelompok orang
- Kerjasama
- Kekuasaan dan kepemimpinan
Menurut para pengikut aliran teori klasik, adanya suatu organisasi formal sangat tergantung pada empat kondisi pokok, yaitu:
- Kekuasaan
- Saling melayani
- Doktrin
- Disiplin
Teori organisasi klasik sepenuhnya hanya menguraikan anatomi organisasi formal. Dalam organisasi formal ada empat unsure pokok yang selalu muncul, yaitu:
- System Kegiatan yang terkoordinasi
- Kelompok orang
- Kerjasama
- Kekuasaan dan kepemimpinan
Menurut para pengikut aliran teori klasik, adanya suatu organisasi formal sangat tergantung pada empat kondisi pokok, yaitu:
- Kekuasaan
- Saling melayani
- Doktrin
- Disiplin
2 Teori Organisasi Neoklasik
Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai
aliran hubungan manusiawi(The Human Relation Movement). Teori neoklasik
dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan
pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai
bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
- Partisipan
- Perluasan kerja
- Manajemen bottom-up
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
- Partisipan
- Perluasan kerja
- Manajemen bottom-up
3 Teori Organisasi Modern
Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa
sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi
sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan
bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
TeoriN Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
Teori ModernN menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
- Komunikasi
- Konsep keseimbangan
- Proses pengambilan keputusan
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota
organisasi.
2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.
4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
TeoriN Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
Teori ModernN menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
- Komunikasi
- Konsep keseimbangan
- Proses pengambilan keputusan
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota
organisasi.
2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.
4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan
Karakteristik
Pengembangan Organisasi
Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah
laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu
maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu
fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga
orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri.
(Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi
untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri),
jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis
sebelumnya.
Karakteristik Organisasi yang efektif adalah :
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Aset yang berharga
- Program Training dan Pengembangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi
Secara umum karakteristik pengembangan organisasi :
Karakteristik Organisasi yang efektif adalah :
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Aset yang berharga
- Program Training dan Pengembangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi
Secara umum karakteristik pengembangan organisasi :
1) Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah
suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam
rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2) Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik
individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan
kerja dalam organisasi.
3) Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam
organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya
adalah menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik
dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari
luar organisasi.
4) Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara
berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5) Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah
menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai
alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu
pengembangan organisasi.
6) Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah
mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian
terpenting.
7) Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah
menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya
interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai
bagian integral di suasana yang utuh.
8) Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan
pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Organisasi Masa Depan
Dalam
abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan
yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial,
yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam
menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu
organisasi yaitu : 1) Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible, dan 2)
Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).
Organisasi
yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang
akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang
nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi
yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan,
tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan
ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah
dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat
dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi
organisasi pembelajar (learning organization)
Para
Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM
nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan
oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan
organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting
dalam meningkatkan kemampuannya. Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan
sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena
merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources)
yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan, kapasitas serta
kapabilitas pembelajaran. Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya
akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk
jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini
berarti networking juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan.
Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan
organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini
kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era
kompetisi. Dengan pemahaman seperti itu pertanyaannya adalah Apakah Lembaga
Saudara itu Organisasi ?, bagaimana ?, dan kemana?.
No comments:
Post a Comment